Senin, 13 Juni 2011

ESSPECIALY FOR YOU

Versi Accoustic

Especially For You Lyrics – Mymp

Especially for you
I wanna let you know what i was going through
All the time we were apart
I thought of you
You were in my heart
My love never changed
I still feel the same
Especially for you
I wanna tell you i was feeling that way too
And if dreams were wings, you know
I would have flown to you
To be where you are
No matter how far
And now that I’m next to you
[Refrain 1:]
No more dreaming about tomorrow
Forget the loneliness and the sorrow
I’ve got to say
It’s all because of you
[Chorus:]
And now we’re back together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is
Especially for you
Especially for you
I wanna tell you, you mean all the world to me
How I’m certain that our love was meant to be
You changed my life .. oOh
You showed me the way
And now that I’m next to you
[Refrain 2:]
I’ve waited long enough to find you
I wanna put all the hurt behind you
Oh, and I wanna bring out all the love inside you, oh




[Chorus:]
And now we’re back together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is
Especially for you
You were in my heart
My love never changed
And now that I’m next to you
[Refrain 1:]
No more dreaming about tomorrow
Forget the loneliness and the sorrow
I’ve got to say
It’s all because of you
[Chorus:]
And now we’re back together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is
Especially for you
Together, together, I wanna show you ,
My heart is oh so true, and all the love I
Have is especially for you…

Kamis, 31 Maret 2011

Sifat Berdasarkan Bulan Kelahiran



JANUARI
[spoiler=]
> >> - Sangat mudah melihat kelemahan orang lain dan suka mengkritik.
> >> - Rajin dan setiap yang dibuat selalu menghasilkan keuntungan.
> >> - Suka berbenah atau bersih-bersih dan hal-hal yang serba teratur.
> >> - Bersifat sensitif, berfikiran mendalam.
> >> - Pandai mengambil hati orang lain.
> >> - Mudah mendisiplinkan diri sendiri.
> >> - Bersikap romantik tetapi tidak pandai memamerkannya
> >> - Cukup sayang pada anak-anak.
> >> - Suka berdiam di rumah.
> >> - Setia pada segala-galanya.
> >> - Perlu belajar untuk hidup bersosialisasi.
> >> - Mempunyai rasa cemburu yang sangat tinggi.

[/spoiler]

FEBRUARI
[spoiler=]
> >> - Berpikiran abstrak.
> >> - Inteligent, bijak dan jenius.
> >> - Memiliki kepribadian yang mudah berubah.
> >> - Mudah menawan hati orang lain.
> >> - Agak pendiam, pemalu dan rendah diri.
> >> - Jujur dan setia pada segalanya.
> >> - Keras hati untuk mencapai tujuan.
> >> - Tidak suka dikekang.
> >> - Mudah memamerkan dan memperlihatkan amarahnya.
> >> - Suka berkawan tapi kurang memamerkannya.
> >> - Sangat berani dan suka memberontak.
> >> - Bercita-cita tinggi dan suka berangan-angan
> >> - Optimis untuk merealisasikan impiannya.
> >> - Suka hiburan dan suka akan benda yang bersifat seni.
> >> - Berkecenderungan pada benda yang tahyul.
> >> - Harus belajar untuk memamerkan emosi.

[/spoiler]

MARET
[spoiler=]
> >> - Berkepribadian yang menarik dan menawan.
> >> - Sangat pemalu dan pemendam rasa.
> >> - Sangat baik, jujur, pemurah dan mudah simpati.
> >> - Suka pada kedamaian.
> >> - Sangat peka kepada orang lain.
> >> - Tidak cepat marah dan sangat baik hati.
> >> - Tahu membalas dan mengenang budi orang.
> >> - Pemerhatian dan penilaian yang sangat tajam.
> >> - Kecenderungan untuk mendendam jika tidak dikontrol.
> >> - Suka berangan-angan.
> >> - Suka melancong.
> >> - Sangat manja dan suka diberi perhatian yang sangat tinggi.
> >> - Suka dengan hiasan rumah tangga.
> >> - Punya bakat seni dalam bidang musik.
> >> - Kecenderungan kepada benda yang istimewa dan bagus.
> >> - Terlalu moody.

[/spoiler]

APRIL
[spoiler=]
> >> - Sangat aktif dan dinamik.
> >> - Cepat bertindak buat keputusan tetapi cepat menyesal.
> >> - Sangat menarik dan pandai memanjakan diri.
> >> - Punya daya mental yang sangat kuat.
> >> - Suka diberi perhatian.
> >> - Diplomatik (pandai membujuk, berkawan & menyelesaikan masalah).
> >> - Sangat berani dan tidak ada perasaan takut.
> >> - Suka petualangan, pengasih, penyayang, sopan santun dan pemurah.
> >> - Kecenderungan bersifat dendam.
> >> - Kuat daya ingatan.
> >> - Gerak hati yang sangat kuat.
> >> - Pandai mendorong diri sendiri dan memotivasikan orang lain.
> >> - Sangat cemburu dan terlalu cemburu.

[/spoiler]

MEI
[spoiler=]
> >> - Kuat semangat dan bermotivasi tinggi.
> >> - Pemikiran yang tajam.
> >> - Mudah marah apabila tidak dikontrol.
> >> - Pandai menarik hati orang lain dan menarik perhatian.
> >> - Perasaan yang amat mendalam.
> >> - Cantik dari segi mental dan fisik.
> >> - Tetap pendirian tetapi mudah dipengaruhi oleh orang lain.
> >> - Mudah dibujuk.
> >> - Bersikap sistematik (otak kiri).
> >> - Suka berangan-angan. 

> >> -Kuat daya firasat, memahami apa yang terlintas di hati orang lain tanpa diberitahu.
> >> - Daya khayal yang tinggi.
> >> - Pandai berdebat.
> >> - Suka sastra,seni dan musik serta melancong.
> >> - Tidak berapa suka duduk atau diam di rumah.
> >> - Rajin dan bersemangat tinggi.
> >> - Agak boros.

[/spoiler]

JUNI
[spoiler=]
> >> - Berfikiran jauh dan berwawasan.
> >> - Mudah digunakan atau dimanfaatkan orang karena sikap baik.
> >> - Berperangai lemah lembut.
> >> - Mudah berubah sikap, perangai, idea dan mood.
> >> - Idea yang terlalu banyak di kepala.
> >> - Bersikap sensitif.
> >> - Otaknya aktif (senantiasa berfikir).
> >> - Sukar melakukan sesuatu dengan segera.
> >> - Bersikap suka menunda-nunda.
> >> - Bersikap terlalu memilih dan selalu mau yang terbaik.
> >> - Cepat marah dan cepat sejuk.
> >> - Suka berbicara dan berdebat.
> >> - Suka membuat lawakan atau lelucon dan bergurau.
> >> - Otaknya cerdas berangan-angan.
> >> - Mudah dan pandai berkawan.
> >> - Orang yang sangat tertib.
> >> - Pandai memamerkan sikap.
> >> - Gampang berkecil hati.
> >> - Suka berbenah atau bersih-bersih
> >> - Cepat merasa bosan.
> >> - Sikap terlalu memilih dan cerewet.
> >> - Lambat sembuh apabila hatinya terluka.

[/spoiler]

JULI
[spoiler=]
> >> - Sangat senang apabila didampingi.
> >> - Banyak berahasia dan sukar dimengerti, terutama laki-laki.
> >> - Tak suka menyusahkan orang lain tapi tidak marah apabila disusahkan.
> >> - Mudah dibujuk.
> >> - Sangat menjaga hati atau perasaan orang lain.
> >> - Sangat ramah.
> >> - Berjiwa sentimental.
> >> - Mudah memaafkan tapi sukar melupakan.
> >> - Membimbing secara fisik dan mental.
> >> - Sangat peka, pengasih serta penyayang.
> >> - Daya simpati yang tinggi.
> >> - Pemerhatian yang tajam.
> >> - Suka menilai orang lain.
> >> - Mudah dan rajin belajar.
> >> - Suka mengenang peristiwa atau kawan lama.
> >> - Suka berdiam diri.
> >> - Suka duduk atau diam di rumah.
> >> - Suka menunggu kawan tapi tidak mencari kawan.
> >> - Tidak agresif kecuali terpaksa.
> >> - Minta disayangi.
> >> - Mudah terluka hati tapi lambat untuk pulih.
> >> - Rajin dalam bekerja.

[/spoiler]

AGUSTUS
[spoiler=]
> >> - Suka bergurau.
> >> - Sopan santun dan perhatian terhadap orang lain.
> >> - Berani dan tidak mengenal kata takut.
> >> - Orangnya agak tegas dan bersikap kepemimpinan.
> >> - Pandai membujuk orang lain.
> >> - Terlalu pemurah dan bersikap ego.
> >> - Nilai harga diri yang sangat tinggi.
> >> - Haus akan pujian.
> >> - Semangat juang yang luar biasa.
> >> - Cepat marah dan mudah mengamuk.
> >> - Mudah marah apabila perkataannya dilawan.
> >> - Sangat cemburu.
> >> - Cepat berpikir.
> >> - Suka memimpin dan dipimpin.
> >> - Sifat suka berangan.
> >> - Romantik, pengasih, penyayang.
> >> - Suka mencari kawan.

[/spoiler]

SEPTEMBER
[spoiler=]
> >> - Sangat sopan santun.
> >> - Sangat cermat, teliti dan teratur.
> >> - Suka menegur kesalahan orang lain dan mengkritik.
> >> - Pendiam tapi pandai dalam bercakap-cakap.
> >> - Sikap sangat cool, sangat baik dan mudah simpati.
> >> - Kerja yang dilakukan sangat sempurna.
> >> - Sangat sensitif tetapi tidak diketahui.
> >> - Otak bijak dan mudah belajar.
> >> - Kontrol diri untuk tidak terlalu mengkritik.
> >> - Pandai mendorong diri sendiri.
> >> - Suka akan hiburan dan melancong.
> >> - Kurang menunjukan perasaannya.
> >> - Luka hatinya sangat lama disimpan.
> >> - Terlalu memilih pasangan.
> >> - Sistematik.

[/spoiler]

OKTOBER
[spoiler=]
> >> - Menyukai orang yang sayang padanya.
> >> - Suka mengambil jalan tengah.
> >> - Sangat menawan dan sopan santun.
> >> - Kecantikan luar dan dalam.
> >> - Tidak pandai berbohong dan berpura-pura.
> >> - Mudah rasa simpati, baik, lebih mementingkan kawan.
> >> - Senantiasa berkawan.
> >> - Hatinya mudah terusik tetapi merajuknya tak lama.
> >> - Tidak menolong orang kecuali diminta.
> >> - Suka melihat dari perspektifnya sendiri.
> >> - Tidak suka terima pandangan orang lain.
> >> - Emosi yang mudah terusik.
> >> - Daya firasat yang sangat kuat (terutama perempuan).
> >> - Suka melancong, bidang sastra dan seni.
> >> - Pengasih, penyayang dan lemah lembut.
> >> - Romantik dalam percintaan.
> >> - Mudah terusik hati dan cemburu.
> >> - Suka kegiatan luar.
> >> - Orang yang adil.
> >> - Boros dan mudah dipengaruhi sekitarnya.

[/spoiler]

NOVEMBER
[spoiler=]
> >> - Banyak ide.
> >> - Sukar untuk dimengerti atau difahami sikapnya.
> >> - Berpikiran unik dan bijak.
> >> - Penuh dengan idea-idea baru yang luar biasa.
> >> - Pemikiran yang tajam.
> >> - Daya firasat yang sangat halus dan tinggi.
> >> - Cermat dan teliti.
> >> - Sifat yang berahasia, pandai mengorek dan mencari rahasia.
> >> - Banyak berfikir, kurang bicara tetapi mesra.
> >> - Berani, pemurah, setia, dan sabar.
> >> - Apabila mau akan diusahakan sehingga berhasil.
> >> - Tidak suka marah kecuali digugat.
> >> - Cara berfikir yang lain dari orang lain.
> >> - Otak yang sangat tajam.
> >> - Pandai mendorong diri sendiri.
> >> - Tidak menghargai pujian.
> >> - Kasih sayang dan emosi yang sangat mendalam.
> >> - Romantik.
> >> - Tidak pasti dengan hubungan kasih sayang.
> >> - Suka duduk atau diam di rumah.
> >> - Sangat rajin dan berkemampuan tinggi.
> >> - Amanah, jujur setia dan pandai berahasia.
> >> - Perangai tidak dapat diramal dan mudah berubah-ubah.

[/spoiler]

DESEMBER
[spoiler=]
> >> - Sangat setia dan pemurah.
> >> - Bersifat patriotik.
> >> - Sangat aktif dalam permainan dan pergaulan.
> >> - Sikap kurang sabar dan tergesa-gesa.
> >> - Bercita-cita tinggi.
> >> - Suka menjadi orang yang berpengaruh dalam organisasi.
> >> - Suka dipuji, diberi perhatian dan suka dibelai.
> >> - Sangat jujur.
> >> - Tidak pandai berpura-pura.
> >> - Cepat marah.
> >> - Perangai yang berubah-ubah.
> >> - Tidak ego walaupun harga diri yang sangat tinggi.
> >> - Benci apabila dikekang.
> >> - Suka bergurau.
> >> - Pandai membuat lelucon dan berpikir dengan logika
.
[/spoiler]








Benarkah??? 

Just 4 FuN Guys ^_^
____________________________________

Selasa, 15 Maret 2011

CERBER TEENLIT : CHERRY & LOUDY (BAB X)

BAB X

KADO UNTUK LOUDY
 (Picture by Cakka Nuraga- Red)


Loudy berdiri lalu mengangkat kepalanya. Tampak Adryn sedang berdiri di hadapannya sambil melipat kedua tangannya. Loudy pun terbelalak memandang Adryn yang berdiri dibalik jendela kamarnya.

“Darimana kamu?!”. Tanya Adryn galak.

Loudy tersentak kaget, dengan gelagapan Loudy pun mencari alasan. Sambil tersipu malu Loudy menjawab.

“Ngg….anu kak, ngg…. aku dari rumahnya..Tante Maya!” Jawabnya sambil tersenyum lebar.

“ Abis ngapain?” Tanya Adryn lagi seakan puas telah memergoki Loudy keluar dari rumah tanpa ijin.

Loudy yang terlihat bingung pun langsung menjawab.

“ Ngg…itu kak…abis ngembaliin baju renangnya Ashley!” Jawab Loudy salah tingkah.

Adryn pun melongo mendengar jawaban Loudy.

“Kamu pinjam baju renang Ashley?”. Tanya Adryn setengah tertawa.

Loudy yang sejak memberikan jawaban pertama tersenyum lebar pun langsung tersentak kaget, Loudy baru sadar telah memberi jawaban yang sangat salah saat melihat Kakak tirinya itu tertawa geli mendengar jawaban dari dirinya. Adryn masih terus cengengesan sambil memandang Loudy.

“Bukan aku yang pinjam, tapi temanku, dia minta tolong aku mengembalikan baju renang itu  sama Ashley, soalnya tadi Ashley gak masuk sekolah!.” Jawab Loudy berbohong dengan raut wajah merengut.


“Besok kan bisa, jadi kamu gak usah keluar rumah malam-malam begini.” Protes Adryn.

Loudy hanya menunduk sambil mengembungkan kedua pipinya.

“Bawel banget sih!”. Keluh Loudy di dalam hati .

Kemudian Adryn menyuruhnya masuk kembali ke kamar dan mengunci jendela kamar Loudy.

“ Kalau sekali lagi aku lihat kamu keluar rumah malam-malam, aku laporin sama ayah, ngerti?!” Ujar Adryn mengancam.
“Kamu tahu kan Loudy, kalau Mamaku dan Ayahmu mengetahui kamu nakal seperti ini, pasti hukuman yang akan diberikan mereka pun akan sangat membuatmu tersiksa…………”. Perkataan Adryn seakan tenggelam karena Loudy memilih berlalu dari hadapan Adryn.
 
Loudy duduk di tempat tidurnya tidak begitu menghiraukan kalimat Adryn,dia hanya memandang Adryn dengan tatapan malas dan merebahkan tubuhnya lalu menarik selimut spiderman-nya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Adryn yang merasa jengkel karena Loudy seakan tidak memperdulikan kata-katanya pun jengah dan berlalu meninggalkan Loudy sendiri dikamarnya.

“Aku harus mencari kemana lagi modem internet itu?”. Gumam Loudy dibalik selimutnya. Akhirnya Loudy pun terlelap tidur .

-----------------------------
Akhirnya Cherry dan Aldy sampai juga di tempat kost yang Aldy maksud. Cherry sempat terkejut dengan penampilan rumah kost yang terbilang cukup luas. Sebuah bangunan dengan desain minimalis berlantai empat, dengan deretan balkon yang rapih, halaman rumah yang asri, parkir area untuk mobil dan sepeda motor yang cukup luas. Cherry terkagum dan bertanya dalam hati. “ Berapa biaya sewa untuk satu kamar di tempat sebagus ini?.

Lamunan Cherry pun buyar setelah Aldy menepuk bahunya.
“Ayo masuk, kita temui pemilik kost nya.” Ajak Aldy sambil menarik tangan Cherry.

Cherry yang masih terkagum-kagum memandang tempat kost itu hanya berjalan dengan pandangan menelusuri setiap sudut tampat itu.

Akhirnya mereka bertemu dengan wanita paruh baya yang terlihat masih cantik.
“Nah ini Bu yang mau nge-kost disini, namanya Cherry.” Ujar Aldy memperkenalkan Cherry.

“Saya Imelda, pemilik dan pengurus tempat kost ini.” Ucap wanita itu sambil mengulurkan tangan. Cherry pun menjabat tangan Ibu Imelda.


“Mari  saya tunjukkan kamar kamu”. Ajak  Ibu Imel sambil berjalan menelurusi koridor dan mereka pun mengikuti dari belakang.

Kamar yang ditunjukkan Ibu Imelda berada di lantai tiga. Tepat di depan pintu kamar bernomor 24, Ibu Imelda membuka pintunya dan mempersiahkan mereka untuk masuk.

Saat memasuki kamar, Cherry terbelalak dan menarik tshirt putih Aldy dari belakang. Hingga Aldy yang sedang berjalan pun tertarik mundur beberapa langkah.

“Aduh, apaan sih Cherr?!” Keluh Aldy sambil menoleh.

“Gila Al! ini sih gede banget, mana cukup uang gaji aku untuk membayar sewa kamar sebesar ini?!” Pekik Cherry kaget.


“Ini untuk sementara Cherr, lagian juga sudah ditanggung Kak Axel, jadi kamu gak usah bayar apapun lagi.” Jawab Aldy sambil meronta melepaskan bajunya dari gengaman Cherry, lalu Cherry pun melepaskannya.

Kamar kost itu cukup luas untuk ditempati satu orang. Sejak masuk ruangan, tampak sebuah lemari besar yang berdiri gagah disudut ruangan. Sebuah kamar mandi dengan sebuah bathtub berwarna cream, senada dengan lantai dan closetnya.
Tempat tidur minimalis dengan sprai dan bedcover berwarna biru muda dengan anggunnya menempati kamar itu, meja rias yang tidak terlalu besar pun berdiri dengan cantik disamping tempat tidur. Gorden berwarna senada dengan sprai dan bedcover pun terpasang rapih melindungi ruangan itu.

Ibu Imelda tampak menunjukkan fasilitas-fasilitas yang berada di kamar itu. Cherry membuka pintu balkon. Saat pintu terbuka, terlihat pemandangan yang luar biasa, hamparan kerlap kerlip lampu kota seakan terlihat bagai kerlip bintang di langit, angin yang berhembus pun berkali-kali menerpa lembut wajah Cherry.
“Indah sekali disini.” Puji Cherry dalam hati.

Ibu Imelda menghampiri Cherry.
‘ Saya tinggal dulu ya, silahkan berkeliling. Saya sudah titipkan kuncinya pada Nak Aldy.” Ucapnya seraya pamit dan berlalu kelua dari kamar baru Cherry.

Aldy berdiri disamping Cherry. Sambil sesekali menoleh dan kemudian memandang lurus kedepan.

“ Indah ya disini, semoga kamu kerasan tinggal di kamar ini.” Ucap Aldy tanpa melepaskan pandangannya dari kerlap kerlip lampu malam yang terhampar luas di hadapannya.

Cherry hanya terdiam.
“Setelah dari sini, aku antar kamu kembali ke rumah Aurel. Supaya kamu bisa pamit dan membawa semua barang- barang kamu malam ini, aku bantu.” Kata Aldy meneruskan kalimatnya.

Namun Cherry tampak terkejut dengan usul yang Aldy sampaikan.

“Eh jangan, aku pulang sendiri saja, atau kamu antar aku sampai pertigaan jalan, biar aku pulang ke rumah Aurel sendiri.” Jawab Cherry mengusulkan.

“Loh kenapa?” Tanya Aldy heran.

Cherry hanya tertunduk mendengar pertanyaan Aldy.


“Aku gak enak sama Aurel.” Jawab Cherry pendek.

Aldy langsung membuang muka dan berjalan menjauh dari tempat Cherry berdiri.

“Iya iyaa… kalau itu buat kamu lebih tenang, aku tunggu kamu di pertigaan jalan.” Jawab Aldy sambil berlalu memasuki kamar Cherry lagi.

Cherry hanya menoleh Aldy sesaat lalu kembali memandang langit gelap bertabur bintang.

Setelah melihat kamar kost, Aldy dan Cherry pun bergegas menuju rumah Aurel. Sesampainya dipertigaan, suasana jalan tampak lengang. Cherry turun dari sepeda motor ALdy dan menoleh sejenak kearah Aldy.

“Aku bisa melakukannya sendiri”. Tutur Cherry dan kemudian berlalu dari hadapan ALdy.

ALdy hanya terdiam ditempatnya, mencoba mempercayai Cherry, dan yakin Cherry bisa menyelesaikan semuanya sendiri.

Sesampainya di pintu depan. Tampak Aurel sedang menonton televisi, suaranya terdengar gaduh, seakan volume televisi itu dinyalakan dengan full.
Cherry memberanikan diri memasuki rumah AUrel. Dengan wajah ragu, Cherry mengetuk pintu rumah yang terbuka lebar. Namun setelah empat kali mengetuk, AUrel tampak tak mendengar ketukan Cherry. Akhirnya Cherry pun memanggil Aurel dengan suara agak kencang agar suaranya tidak tenggelam oleh suara televisi.

“Aurel!” panggil Cherry agak kencang.

Aurel pun menoleh, namun matanya seakan terkejut melihat kedatangan Cherry. Saat itu juga, aurel langsung mematikan TV dan bergegas menuju kamarnya.

Cherry yang menyadari Aurel masih marah padanya pun langsung mengejarnya, dan mencoba mengetuk pintu kamar Aurel. Namun ternyata pintu kamar Aurel tidak dikunci, sehingga Cherry bisa membukanya dengan mudah.

Aurel tampak berdiri di depan jendela membelakangi Cherry  sambil melipat kedua tangannya.

“Rel, ini semua hanya salah paham, aku gak punya hubungan apapun dengan Aldy, kamu bisa membedakan kan? Mana yang hanya candaan dan mana yang memang sebenarnya terjadi.” Keluh Cherry mulai kesal dengan tingkah Aurel.

Aurel hanya ngeloyor sambil mengangkat kedua tangannya seakan tak peduli dengan penjelasan Cherry, seraya berjalan menuju tempat Cherry berdiri. Tanpa memperdulikan Cherry yang sedang berusaha meluruskan masalah, dan kemudian mendorong tubuh keluar dari kamarnya sampai Cherry jatuh tersungkur tepat didepan pintu kamar Aurel. Kemudian, tanpa menoleh sahabatnya yang terjatuh kesakitan, Aurel membanting dan menutup rapat pintu kamarnya.

Cherry pun bangkit dan mengetuk-ngetuk pintu kamar Aurel, namun Aurel tampak enggan membukakan pintu kamarnya untuk Cherry.

“Rel, aku harus gimana lagi? Aku sudah mengatakan yang sebenarnya. Ujar Cherry yang terus berdiri di depan pintu kamar Aurel.

“Rel, kamu marah dan mendiamkan aku hanya karena hal ini? Selama ini kamu teman terbaik aku , tapi hanya karena kesalah pahaman ini kamu gak mau mendengarkan penjelasan aku Rel?” Aku mohon buka pintunya  Aurel. Ujar Cherry memohon.

Namun dari dalam kamar tetap tidak ada respon dari Aurel.
Cherry yang menyadari usahanya sia-sia bergegas masuk ke kamarnya dan membereskan semua barang-barangnya. Kemudian Cherry duduk di tepi tempat tidur dan membuka dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar uang dan Cherry masukkan ke dalam amplop putih dengan selembar kertas berisi surat pendek.

Dear Aurel,
Aku pamit, terima kasih atas bantuanmu selama ini. Aku minta maaf sudah membuatmu kecewa. Tapi seperti yang sudah aku jelaskan, semua ini hanya kesalah pahaman saja. Aku minta maaf….

Ini ada sedikit uang yang aku sisihkan dari gaji ku, anggap saja selama satu bulan terakhir aku menyewa kamar di rumah ini. Semoga berguna untukmu.

Maafkan aku Aurel…


Cherry keluar dari kamarnya dengan tas besar berisikan pakaian dan barang-barang Cherry kemudian berjalan menghampiri pintu kamar Aurel dan kemudian mengetuknya kembali.

“ Aurel…….aku pamit.” Ucap Cherry lirih seraya menyelipkan sebuah amplop di celah pintu kamar Aurel.

Cherry kemudian berjalan meninggalkan kamar Aurel. Baru beberapa langkah Cherry berjalan, tiba-tiba pintu kamar Aurel terbuka, Aurel tampak berdiri di depan pintu kamarnya tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, matanya sembab, dress hijau mudanya tampak basah terkena air mata, Aurel memandang kearah Cherry dengan bibir terkatup rapat dan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Cherry menoleh sesaat dan terdiam, mereka berhadapan namun tak ada percakapan yang terjadi.
“aku mohon Aurel, semua ini hanya salah paham, Aldy gak pernah suka sama aku, dia cuma bercanda, aku mohon kamu jangan marah lagi sama aku hanya karena kesalah pahaman ini”. Ungkap Cherry lirih. Tak terasa air mata Cherry pun mengalir.

Tiba-tiba Aurel membuka suara sambil memandang tajam kearah Cherry.
“Kalau kamu masih menganggap aku teman baikmu, jauhi Aldy!” Ungkap Aurel seraya kembali masuk ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya cukup keras hingga Cherry tersentak kaget dibuatnya.

Cherry terkejut melihat sikap Aurel,kemudian terdiam mendengar pernyataan Aurel yang sangat diluar dugaan, pikirannya mendadak kosong, entah apa yang harus dilakukannya saat itu, hatinya hancur melihat teman terbaiknya seakan enggan memaafkannya hanya karena sebuah kesalah pahaman yang berujung fatal.

Cherry membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar. Sempat terdengar pekikan tangis Aurel dari dalam kamarnya. Namun Cherry tak menghentikan langkahnya dan meninggalkan rumah Aurel yang telah menjadi tempat tinggalnya selama satu bulan terakhir.


Cherry berjalan gontai, air matanya mengalir tanpa henti, seakan tidak percaya dengan kejadian yang baru saja terjadi, dia tak menyangka Aurel benar-benar menyangka dirinya memiliki hubungan dengan Aldy.
Angin malam itu membuat tubuh Cherry sedikit menggigil, Cherry berjalan dengan tatapan kosong sambil merapatkan jaket merahnya, tangan kirinya membawa tas kanvas berwarna cokelat yang berisikan semua barang-barang yang Cherry bawa saat dia pergi dari rumahnya.

“Mengapa hal ini terjadi padaku? Mengapa cobaan bertubi-tubi menghampiriku? AKu sudah kehilangan Loudy, dan saat ini Aku pun kehilangan teman terbaikku. Tuhan, tabahkanlah hatiku, aku tak tahu harus berbuat apa lagi, semoga ada jalan keluar terbaik dariMu untukku”. Gumamnya Cherry menyesali semua hal yang terjadi padanya.

Dari jarak beberapa meter, Aldy terduduk diatas batu besar ditepi jalan, tampak Aldy telah menggunakan topi putih dan sweater belang hitam putihnya, udara malam itu memang terasa sangat dingin.

“Cherr, kamu gak apa-apa?” Tanya Aldy menghampiri Cherry dan terlihat khawatir melihat raut wajah Cherry.

Cherry yang tersadar dari lamunannya langsung menghentikan langkahnya, terdiam  dan terpaku memandang Aldy. Tanpa sepatah katapun yang sanggup Cherry ucapkan.

Tanpa pikir panjang Aldy menghampiri Cherry dan meraih tas dari tangan Cherry, Namun Cherry menggenggam erat tali tas nya.

“Aku bisa bawa sendiri.” Ucap Cherry tegas.

Aldy terheran melihat sikap Cherry dan mengurungkan niatnya untuk membawakan tas Cherry, mereka pun berjalan berdampingan menuju tempat sepeda motor Aldy diparkir dengan diam seribu bahasa. Aldy pun terlihat segan bertanya lebih banyak lagi karena Cherry tampak tidak ingin diganggu.

Ditengah perjalanan menuju tempat kost, Cherry meminta ALdy untuk membelokkan sepeda motornya ke jalan Jasmine, Cherry meminta Aldy mengantarkannya ke rumahnya.

“Aku mau menjenguk Loudy sebentar”. Ucapnya pendek.

Akhirnya mereka pun sampai, lampu taman tetap berdiri menyinari tanaman yang Cherry tanam semasa dia masih tinggal di rumah itu, tampak jendela kamar Loudy  yang tepat berada di depan taman rumah itu. Gorden biru nya terbuka.

“Mungkin Loudy lupa menutup Gordennya, pasti dia tertidur tanpa sempat menutup gordennya.” Ucap Cherry termenung.

“Tapi kalau Adryn melihat kamu gimana Cherr? AKu yakin Loudy baik-baik saja, Aku antar kamu ya”. Ucap Aldy khawatir.

Cherry menoleh dan memandang Aldy.

“ Hari ini Loudy ulang tahun yang ke 12 tahun, dan aku tak mungkin mengucapkan selamat secara langsung, aku hanya ingin memberikan ini.” Tutur Cherry sambil mengeluarkan sebuah kado kecil berpita biru dari saku nya.


Aldy terdiam dan membiarkan Cherry berjalan menuju jendela kamar Loudy.

Cherry membungkukkan badan, ia mengatur langkahnya agar tak bersuara. Tak lama kemudian, Cherry sudah menghampiri jendela kamar Loudy. Tampak Loudy sedang tertidur pulas, selimut spiderman nya menjuntai kelantai.

“Ternyata dia benar-benar lupa menutup gordennya.” Gumam Cherry dari balik jendela.

Cherry meletakkan kado berpita biru itu di sudut jendela kamar Loudy, agar saat adiknya membuka jendelanya, dia bisa melihat kotak kado tersebut.

“Adryn tak mungkin menyadari sudut jendela ini, karena hanya aku dan Loudy yang tahu keberadaan sudut jendela yang terhalang oleh sebilah kayu kusen jendela ini.” Ungkap Cherry tersenyum.

Cherry kemudian bergegas meninggalkan rumahnya dan meminta Aldy segera menjalankan sepeda motornya.

Tiba-tiba Loudy terjaga dari tidurnya, dan bangun dari tempat tidurnya.

“Suara sepeda motor siapa itu?” Gumam Loudy sambil menggosok-gosok mata dan menghampiri jendela kamarnya.

Sempat tertangkap oleh pandangan Loudy lampu belakang motor ALdy yang hanya sekejap lalu hilang dari pandangan. Loudy tidak terlalu memperdulikannya, dan menyadari bahwa gordeng jendela kamarnya belum ditutup.

Sebelum menutup gordennya, Loudy kemudian memastikan jendela kamarnya terkunci. Saat tangannya menyentuh selot kunci jendela, Loudy memandang sebuah benda berukuran kotak sabun berwarna putih berpita biru tersimpan rapih di sudut jendelanya.

Dengan tergesa Loudy membuka sedikit jendelanya dan meraih kotak tersebut, lalu dengan segera Loudy mengunci jendela dan menutup gorden kamarnya sambil bergegas berlari menuju tempat tidurnya.

“ Apa ini?”. Tanya nya kebingungan sambil membolak balik kotak kado yang ada ditangannya.

Loudy kemudian menoleh ke dinding dan memandang kalender spiderman yang ada di samping lemari pakaian.

“Hah? Sekarang tanggal 20 maret? Ya ampun, hari ini aku ulang tahun!” Pekiknya sambil memukul kepalanya sendiri dengan tangan kirinya.

“Tapi ini kado dari siapa ya? Kalau dari Ashley, pasti dia kasih ke aku nya besok, bukan malam-malam begini, kalau Kak Adryn?” Loudy menggumam sambil tertawa geli memikirkan Adryn yang tak mungkin mengingat hari ulang tahunnya.


Dengan hati-hati Loudy membuka kado berpita bitu yang digenggam di tangannya, ketika kotaknya terbuka. Loudy terkejut melihat isinya.

“Hah?! Modem internet?! Bagaimana dia bisa tahu aku sedang membutuhkan ini?! Tanya nya pada diri sendiri sambil terus membuka bungkus kado yang belum terbuka seluruhnya.

Akhirnya Loudy menemukan sepucuk surat pendek yang ditulis tangan dengan tinta kuning.


Dear Loudy,
I can see you if you're not with me
I can say to my self if you're OKAY
I can feel you if you're not with me
I can reach you my self, you show me the way

Happy birthday Tampan, doa Kakak menyertaimu, kakak yakin modem ini pasti berguna untuk Loudy.

Love
Cherry.


(Sebagian kalimat diambil dari lirik lagu Not With Me, by Bondan and Fade2black. Red)

Loudy terdiam, terpaku dengan modem internet ditangannya.

“Aku tahu yang berada di sepeda motor itu pasti kakak.” Ungkapnya sambil tersenyum.

Tiba-tiba pintu kamar Loudy terbuka, tampak Adryn dengan tergesa memasuki kamar Loudy dan kemudian memandang tajam adik tirinya itu.

“Lagi apa kamu jam s egini belum tidur?” Tanya Adryn dengan nada agak tinggi.

Loudy terkejut, matanya terbelalak dan tidak menjawab apapun, modem internet di tangannya di genggam erat dibalik selimut spidermannya.

“Apa itu?!” Tanya Adryn dengan nada tambah tinggi.

Loudy tetap terpaku .

Bersambung
(Baca juga cerita sebelumnya ya kawan ^_^ )

Senin, 10 Januari 2011

CERBER TEENLIT : CHERRY & LOUDY (BAB IX)



BAB IX

ALDY VS AUREL


Hari ini Cherry dan Aurel masuk dalam satu shift. Pagi-pagi sekali mereka sudah berangkat ke toko, karena Axel yang meminta mereka berdua datang lebih pagi dari biasanya.
“Hari ini aku promo di Mal Orchid sama Aldy.” Kata Aurel sambil mengemudikan motor Cherry.
“Aku jaga toko Rel, mungkin sama Marsha. Kamu pulang jam berapa dari Mal?” Tanya Cherry yang duduk di jok belakang dengan suara agak tenggelam karena hembusan angin yang cukup kencang.
“Jam 2 siang Cherr!.” Jawab Aurel dengan pandangan tetap lurus ke depan..

Akhirnya Aurel mempercepat laju motornya, karena waktu sudah menunjukkan pukul 05.45, sedangkan Axel meminta mereka datang pukul 06.00 pagi.
    Sesampainya di tempat parkir, mereka berpapasan dengan Aldy, bahkan Cherry sempat bertabrakan dengan Aldy, namun entah mengapa Aldy hanya mengucapkan kata maaf lalu berlalu begitu saja tanpa canda dan tawa seperti biasanya. Cherry dan Aurel pun terheran-heran melihat teman mereka yang biasanya penuh tawa, terdiam seperti tidak ingin diganggu.
    
    Didalam toko Aldy terlihat berdiskusi dengan Axel. Cherry segera pergi ke ruangan loker dan menyimpan tasnya, memakai topi dan celemek merah untuk melindungi bajunya. Aldy tampak memasuki ruangan loker dengan tergesa dan segera memakai celemek dan membuka topi kupluk nya. Tampak rambut tebalnya telah dipapas habis sampai botak seperti kebanyakan model rambut pemain basket. Cherry yang kaget melihat penampilan baru Aldy pun melongo dan kemudian mendekatinya sambil terus memandang Aldy.
    “Wuih…kepalanya baru Al?” Tanya nya sambil tetap melongo.
    
    Aldy yang menyadari Cherry sedang memandangi kepalanya lalu membungkukkan badan karena tinggi badan Cherry jauh dibawah Aldy. Sambil memandang mata Cherry, Aldy pun berkata sambil tersenyum manis.
    “Bukan kepalaku yang baru, tapi rambutku yang ilang!.” Jawab Aldy sambil mencubit hidung Cherry.
    Cherry cengengesan mendengar jawaban Aldy sambil menepis tangan aldy dari hidungnya.
    “Suka?” lanjut Aldy.
    “Suka!” Jawab Cherry sambil tersenyum lebar.
    “Ganteng ga?” Tanya Aldy lagi.
    “Ganteng!” Jawab Cherry pendek sambil menganggukkan kepalanya.
    
    Aldy hanya tersenyum, membuka topi di kepala Cherry dan mengacak-acak rambutnya dengan gemas, lalu meninggalkan Cherry yang tambah melongo sambil membereskan rambut panjangnya dengan jari-jarinya, keheranan melihat tingkah laku Aldy pagi itu.

    Tiba-tiba Aurel datang dengan raut wajah yang tidak sesumringah saat dijalan tadi.
       “Loh, kok belum berangkat Rel?.”Tanya Cherry heran.
    Aurel hanya menggelengkan kepala dan membuka pintu lokernya sambil mengeluarkan tas dan kunci motor Cherry. Cherry memandang sahabatnya dengan wajah tambah melongo.
    “Kamu kenapa Rel?” Tanya Cherry menyelidik sambil duduk dibangku dekat lemari Loker.
    “Aku gak jadi ditugasin sama Aldy ke Mal pagi ini.” Jawabnya singkat sambil membereskan isi tas nya.
    “Loh, ko bisa? Jadi kamu pergi sama siapa?” Tanya Cherry tambah heran.
    “Sama Marsha.” Jawab Aurel sambil merengut dan memberikan kunci motor kepada Cherry.
    “Ya ampun Rel. Aku pikir ada apa? Kan sama aja Rel mau sama Marsha, Sisca, Aldy ataupun aku.” Ujar Cherry menenangkan sahabatnya.
    “Tapi….” Kalimat Aurel terputus.
    Aurel pun duduk disamping Cherry. Cherry mengawasinya dengan pandangan penuh pertanyaan.
    “Tapi apa Rel?” Tanya Cherry lagi karena aurel tak kunjung menjawab pertanyaannya.
    “Tapi Cherr, mungkin untuk Sisca, Marsha dan kamu..tugas bareng Aldy itu sama saja seperti dengan yang lain. Tapi buat aku, itu moment yang sangat….” Kalimat Aurel lagi-lagi terputus.
    Cherry yang sudah mulai bisa mengira-ngira penyebab kegundahan Aurel pun menjawab.
    Sangat spesial?” Tebak Cherry hati-hati.
    Aurel terdiam, dan pelan-pelan menganggukkan kepalanya. Cherry sungguh terkejut melihat anggukan Aurel. Karena dari semenjak mengenal Aldy, Cherry memendam perasaan yang sama seperti Aurel. Namun tak pernah sanggup Cherry menunjukkan bahkan mengungkapkannya walaupun hanya sekedar curhat pada sahabatnya itu, Cherry tak pernah berani mengatakannya pada siapapun. Cherry terdiam dan makin menahan perasaannya. Setelah mengetahui isi hati Aurel, Cherry semakin mantap untuk membuang jauh-jauh perasaan istimewa yang dia rasakan bertahun-tahun kepada Aldy.
    Akhirnya Cherry membimbing Aurel keluar ruang loker. Aurel tampak melangkah dengan gontai dan terlihat sangat kecewa.
    
    “Selamat pagi semua.” Ucap Axel memulai briefing pagi itu.
    “Oke, pagi ini saya akan membagi tugas luar untuk beberapa orang, karena hari ini, kita akan mengadakan promosi di beberapa mal sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.” Ujar Axel memulai briefingnya.
    Semua karyawan mendengarkan Axel dengan seksama. Aurel tampak mencoret-coret kertas kosong dengan kesalnya seakan pengarahan dari Axel tidak dihiraukannya. Marsha pun memandang kearah Aurel sambil mengernyitkan dahi.
    Cherry duduk disamping Axel dan sesekali mencuri pandang kearah Aldy yang duduk di lubang jendela sambil menyilangkan kakinya dan melipat kedua tangannya. Aldy berkali-kali menangkap pandangan Cherry, namun Cherry langsung membuang pandangannya berpura-pura tidak menyadari pandangan Aldy.
    “Hari ini yang saya tugaskan di Mal Green adalah Sisca dan Dimas. Di Mal Sakura saya tugaskan Dena dan Fatih. Di Mal Orchid ada sedikit perubahan, tadinya saya menugaskan Aldy dan Aurel, berhubung Aldy sedang kurang fit, jadi saya tugaskan Aurel dan Marsha. Kemudian di Taman Rainbow saya tugaskan Anynda dan Amanda. Untuk yang jaga toko hari ini, saya serahkan kepada Aldy dan Cherry. Hari ini saya akan membantu Aurel dan marsha di Orchid Mal, dan saya harap semuanya bisa menjalankan tugas masing-masing dengan baik. “Tegas Axel memberi pengarahan kepada karyawannya.
    Akhirnya semua pun bubar dan keluar ruangan meeting sambil bersiap-siap menuju tempat mereka ditugaskan. Aurel tampak berjalan menunduk sampai-sampai menabrak Dimas yang sedang berlari mengejar Sisca. Marsha pun tampak bergegas keluar Toko dengan membawa berbagai macam roti di keranjang  yang dia bawa.
Sesaat kemudian suasana toko pun kembali sepi karena masih pagi dan hanya Cherry, Aldy dan dua orang pramuniaga lain yang sedang membantu membersihkan Toko.
Aldy menghampiri Cherry yang sedang merapihkan roti selai strawberry berbentuk bintang.
“Ngerapihin jangan sambil ngeces gitu deh!”. Canda Aldy sambil duduk di depan etalase tempat roti-roti cantik dengan berbgai bentuk ditata rapih.
Cherry hanya menjulurkan lidahnya. Aldy yang melihat Cherry lagi-lgi mencubit hidung Cherry.
“Aduh! Kebiasaan!”. Keluh Cherry sambil melotot.
Aldy hanya tersenyum lalu masuk ke balik etalase dan melayani pelanggan yang mulai berdatangan.
Hari itu toko sangat ramai, banyak anak sekolah yang berkunjung dan membeli roti dengan berbagai macam bentuk kesukaan mereka, sehingga Cherry dan Aldy tidak banyak waktu untuk mengobrol.

Pukul 14.20, Aurel, Marsha dan Axel kembali dari Orchid Mal. Namun Cherry dan Aldy masih disibukkan oleh para pembeli yang mengantri. Akhirnya Marsha, Aurel danAxel pun turun tangan membantu mereka.
Aurel tampak berdiri melayani pembeli tepat disebelah Aldy, namun Aldy berpindah posisi ke sebelah Cherry. Cherry yang menyadari hal itu pura-pura tidak menyadari dan meninggalkan  tempatnya semula menuju ke tempat kasir membantu Marsha.
Cherry menghitung roti-roti yang sudah dipesan sambil terbayang-bayang. Sebenarnya ada apa antara Aurel dan Aldy, mengapa Aldy terlihat menghindari Aurel dari sejak pagi, sampai-sampai meminta Axel mengubah jadwal kerja mereka dengan alasan kurang fit. Beberapa saat kemudian Axel menghampiri Cherry.
“Tolong yang ini jadikan satu kotak, dan yang blueberry di kotak yang ungu, lalu yang srikaya di kotak yang kuning saja.” Tunjuk Axel meminta Cherry mengemas.
Cherry menghela nafas, bukannya enggan melaksanakan tugas. Tapi itu berarti Cherry harus kembali ke tempat  dimana Aldy dan Aurel berada.
“Iya kak.” Jawabnya pendek dan segera ke tempat mengemas roti.
Untung saja Aurel dan aldy juga terliht sibuk, bahkan saat mereka berdiri berdampingan pun mereka tidak menyadarinya, hal yang tadi sempat Cherry khawatirkan  tidak terjadi lagi.
Saat waktu istirahat tiba, Aldy masuk ke ruang loker berdampingan dengan Marsha. Cherry yang berjalan dibelakang mereka sempat melihat pandangan dingin Aurel kearah Marsha. Namun Marsha tidak menyadarinya dan tetap bercanda dengan Aldy.
“Makanya Al, cepetan punya pacar. Biar ga dibilang Maho lagi!” Canda Marsha.
“Yah, itu sih ga masalah, klo ada yang nanya, Mana pacar kamu Al?, tinggal tarik aja Cherry!”. Jawab Aldy asal.
Cherry langsung terbelalak dan langsung melempar Aldy dengan topi merahnya.
“Gak waras!” Timpal Cherry berang sambil melotot ke arah Aldy.
Aldy hampir saja mencubit hidung Cherry lagi, namun Cherry langsung menghindar. Aurel nampak kesal dengan canda mereka langsung keluar tanpa bicara apapun. Cherry yang menyadari hal itu lngsung mengejarnya.
“Rel…Aurel mau kemana?” Tanya Cherry berlari tergesa mengejar Aurel.
Namun Aurel tidak menjawab apapun. Cherry tetap mengikutinya walau Aurel tidak menanggapi pertanyaannya. Akhirnya Aurel menghentikan langkahnya di sebuah Café yang terletak disamping Toko.
Aurel melirik kanan kiri mencari tempat duduk kosong, Cherry tetap mengikutinya dari belakang. Akhirnya mereka menemukan tempat duduk di pojok belakang, Café bernuansa orange itu bisa dipakai Cherry dan teman-temannya untuk berkumpul, ngobrol-ngobrol maupun makan bersama.
“Rel, Aldy Cuma bercanda, aku gak ada hubungan apa-apa sama Aldy.” Ujar Cherry menjelaskan.
Aurel masih terdiam. Matanya terpaku pada taplak meja seakan tak mendengar penjelasan apapun dari Cherry.
Cherry pun terdiam, setengah kesal karena dari awal menjelaskan, kalimatnya tidak didengar oleh Aurel. Cherry pun memutuskan untuk meninggalkan Aurel.
Cherry termenung di kolam yang terdapat didepan Toko. Tiba-tiba Axel mnghampiri dan duduk disamping Cherry yang tak menyadari kedatangannya.
“Ngelamun terus, sebentar lagi gajian ko Cherr.” Kata Axel sambil melirik menatap Cherry.
Cherry membalas tatapan Axel, ingin rasanya bertanya. Tapi Cherry mengurungkan niatnya dan kembali menundukkan kepala.
“Kalau mau bertanya, ya tanya saja Cherr. Mumpung aku ada disini.” Ujar Axel seakan-akan dia bisa membaca pikiran Cherry.
Cherry menoleh dengan pandangan kaget, lalu akhirnya memberanikan diri bertanya.
“Kakak tahu ga? Dimana tempat kost-kost-an yang murah di daerah sini?” Tanya Cherry dengan wajah serius.
Axel melongo mendengar pertanyaan Cherry.
“Loh, memang kenapa sama rumah kamu?” Tanya Axel kebingungan.
“Aku udah sebulan lebih gak tinggal di rumah, selama ini aku numpang di rumahnya Aurel.” Jawab Cherry tertunduk malu.
“Ya ampun Cherr, kenapa kamu baru bilang sekarang?!” Tanya Axel dengan wajah terkejut.
Cherry akhirnya menjelaskan apa yang terjadi padanya. Axel berjanji akan membantu Cherry mencari tempat tinggal baru sampai semua masalah dengan keluarganya selesai.
Pukul 17.00 Cherry keluar dari ruang loker dan bermaksud mengajak pulang Aurel bersama. Tetapi Aurel sudah pulang lebih dahulu  bersama Sisca. Cherry sempat bingung, sebenarnya apa yang ada di pikiran Aurel, sampai dia semarah itu pada Cherry. Padahal kan itu hanya kalimat candaan Aldy.
Saat sedang berjalan menuju tempat parkir, Aldy menghampiri dengan motornya.
“Ayo Cherr, ikut aku. Motor kamu tinggal dulu aja disini sebentar.” Ajak Aldy sambil menarik tangan Cherry.
“Mau kemana Al?” Tanya Cherry bingung sambil menaiki motor Aldy.
“Nanti juga kamu tau.” Jawab Aldy pendek sambil menggas motornya.
Diperjalanan menuju tujuan yang tidak diketahui Cherry. Aldy diam seribu bahasa. Tanpa ada satu pun kalimat yang keluar dari mulutnya.
“Al, kita mau kemana siih?” Tanya Cherry mulai mengeluh karena Aldy mendiamkannya selama perjalanan. Namun Aldy tetap bungkam. Kecepatan laju motor Aldy membuat Cherry agak sedikit ketakutan dan memegang erat pinggang Aldy.
“Ya Tuhan, pria yang selama ini ada di hatiku kini duduk didepanku tanpa dapat ku pandang wajahnya. Kenapa hatiku jadi gak karuan gini?.” Gumam Cherry menggeleng-gelengkan kepalanya.
Rupanya Aldy memperhatikan Cherry dari kaca spionnya. Sambil terus mengemudikan motornya .

“Kenapa kamu Cherr?”  Tanya Aldy tanpa menoleh.
Cherry yang menyadari Aldy memperhatikannya pun terkejut.
“Eng..nggak kok!.” Jawab Cherry pendek.
“Tapi kita mau kemana Al?” Tanya Cherry dengan nada agak tinggi.
Aldy hanya tersenyum dibalik helmnya dan kembali fokus ke depan.
“Al, kalau kamu gak mau kasih tau aku kemana kita akan pergi, aku turun disini!”. Ancam Cherry yang membuat Aldy menghentikan motornya dengan mendadak.
Saat motor berhenti, dengan tergesa Cherry pun turun. Aldy yang menyadari hal itu langsung menarik tangan Cherry.
“Denger aku Cherr…” Kalimat Aldy terpotong karena Cherry meronta melepaskan tangannya dari genggaman Aldy.
Nggak!.... kamu jangan sok misterius gitu deh ngajak aku ke tempat yang kamu rahasiakan dari aku.” Ujar Cherry mulai sewot.
“Iya kamu dengerin dulu penjelasan aku Cherr, gimana aku mau jelasin kalau kamunya mau lari gitu.” Jawab Aldy tampak kesal dengan rontaan Cherry.
Cherry pun terdiam dengan wajah yang cemberut.
“Aku mau ajak kamu ke tempat kost yang baru. Kak Axel kasih tahu aku semuanya, dia minta bantuan aku untuk carikan kamu tempat kost, aku sudah cari dan sudah mendapatkan tempat kost yang nyaman untuk kamu tempati sampai masalah kamu selesai , aku sudah janji tidak akan mengatakannya pada siapapun tentang ini Cherr.” Jelas Aldy berjanji.
Cherry terbelalak.
“Secepat itukah Al?” Tanya Cherry terkejut.
“Iya makanya Cherr, aku mau ajak kamu kesana sekarang, jadi kalau kamu merasa gak cocok sama tempatnya, aku bisa carikan ditempat yang lain.” Jawab Aldy.
“Lalu, gimana sama Aurel Al?” Tanya Cherry khawatir sambil tertunduk lemas.
“Aku yang sengaja menghindari dia Cherr.” Kata Aldy lagi-lagi mengagetkan Cherry.
“Apa?! Tapi kenapa?” Tanya Cherry tegas.
Aldy terdiam di atas motornya, duduk tertunduk seakan enggan menjawab pertanyaan Cherry.

“Jawab Al!, kamu mau tau, kenapa aku minta tolong sama Kak Axel? Karena kalimat kamu tadi siang saat diruang loker!, Aurel salah paham, Aurel pikir candaan kamu serius, dia pikir kamu pacaran sama aku dan dia….dia..!” Cherry tak sanggup meneruskan kalimatnya seraya menepis tangan Aldy yang masih menggenggam tangannya.
Aldy tersenyum sinis mendengar pernyataan Cherry tadi.
“Semakin childish tingkahnya”. Tiba-tiba Aldy angkat bicara.
“Apa maksud kamu?” Cherry tambah heran dengan kalimat Aldy.

Aldy tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Cherry semakin penasaran dan bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka berdua?.
“Tiga hari yang lalu Aurel datang ke rumah aku.” Ujar Aldy mulai bercerita.
“Ada apa Aurel ke rumah kamu? Bukankah di Toko juga kalian bertemu?” Tanya Cherry mengernyitkan dahinya.
“Dia bilang cuma ingin mampir.” Jawab Aldy sambil mengangkat kedua tangannya.
“Lalu?” Tanya Cherry lagi sambil menyandarkan punggungnya di pohon rindang tepat dibelakang tubuhnya.
“Aku pamit untuk mandi saat Aurel sedang menonton TV, lalu ibuku bilang kalau Aurel mengeluh sakit kepala. Ibuku menyarankannya untuk istirahat di kamarku, karena kamar tamu sedng diperbaiki. Akhirnya Aurel langsung masuk kamarku tanpa meminta izin padaku dulu.” Aldy menjelaskan sambil merubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Cherry.
“Terus?” Tanya Cherry sambil menopang dagu.
Aldy malah tersenyum memandang raut wajah Cherry yang penasaran. Kebiasaannya muncul kembali. Aldy mencubit hidung Cherry, namun kali ini Aldy tidak mau malepaskannya, dan terus mencubit gemas sampai Cherry hampir menangis.
“Sakit!” Pekik Cherry menepis tangan Aldy dari hidungnya.
Aldy langsung tertawa melihat hidung Cherry yang memerah.
“Sekali lagi kamu cubit hidung aku, aku lempar pakai sepatu ini biar kamu jelek permanen!” Bentak Cherry dengan wajah merengut.
Aldy malah tertawa puas mendengar ancaman Cherry.
“Abis kamu tuh lucu Cherr, seneng aku lihat kamu, ga bosen-bosennya klo mandangin kamu, jadi suka pengen nyubit hidung kamu.” Jawab Aldy sambil tertawa terbahak-bahak.
Cherry semakin cemberut melihat pria yang disukainya menertawakannya.
“Iya-iya aku lanjutin ceritanya”. Ujar Aldy yang menyadari raut wajah Cherry yang mulai kesal. Namun Aldy berkali-kali menghela nafas dan kemudian tertawa lagi.
“Aldy jahat ah!” Keluh Cherry masih tetap dengan wajah kesal dan memerah hampir saja menangis.
“Iya deh maaf.” Jawab Aldy mengacak-acak rambut Cherry.
“Oke aku lanjut. Setelah aku selesai mandi, aku masuk kamar. Ketika aku buka pintu, aku mendapati Aurel sedang membuka-buka laci meja belajar aku.”. Lanjut Aldy dengan raut wajah datar.
“Apa?! Masa sih? Emang Aurel ngapain?” Tanya Cherry terkejut tidak menyangka Aurel senekat itu.
“Aku bentak dia, aku merasa privacy ku dia obrak-abrik!” Jawab Aldy pendek.
“Kemudian?” Tanya Cherry kembali menopang dagu.
“Aku tanya apa yang sedang dia lakukan?, lalu dia menjawab hanya mencari kertas kosong, aku yakin Aurel berbohong.” Aldy kembali menghela nafas.
“Maksud kamu?” Cherry tambah bingung dengan penjelasan Aldy.
“Dia bilang mencari kertas kosong, sedangkan kertas kosong ada di hadapan dia Cherr. Ketika aku tanya lebih tegas, akhirnya dia menjawab.” Kali ini Aldy menghampiri dan ikut bersndar bersama Cherry.
“Dia jawab apa?” Tanya Cherry memandang Aldy penasaran.
Baru kali itu Cherry bisa memandang wajah tampan Aldy dari dekat.
“Ya Tuhan, sungguh indah ciptaan MU.” Puji Cherry dalam hati.
Namun Aldy tidak menyadari saat itu Cherry tengah mengaguminya.

“Dia menjawab, Ingin mencari tahu lebih banyak tentang aku.” Kali ini Aldy menjawab sambil temenung.
Cherry memandang terkejut ke arah Aldy.
“Lalu dia mengatakan apalagi?” Cherry bertanya dengan hati-hati.

Aldy menunduk , menutup wajahnya dan kembali melanjutkan jawabannya.
“Aurel bilang, dia mencintaiku sejak lama.” Jawab Aldy sambil mengacak-acak sendiri rambutnya seperti orang yang stress.
Cherry melongo mendengar pernyataan Aldy, entah dia harus mengatakan apa. Karena Aurel tidak pernah bercerita kalau ternyata dia sudah pernah menyatakan cintanya pada Aldy

 “Kamu cinta sama Aurel?” Tanya Cherry lebih hati-hati lagi.
Aldy terdiam. Cherry memejamkan mata berharap Aldy menjawab tidak, detak jantungnya seakan terdengar hingga seantero kota saking kencangnya, dan Cherry pun bisa merasakan dengan begitu jelas setiap detak jantungnya yang berdetak cepat tak beraturan. Cherry semakin tak karuan saat Aldy menoleh dan memandangnya tajam. Akhirnya Aldy membuka suara.
“Nggak.” Jawaban pendek Aldy membuyarkan berbagai pikiran dalam benak Cherry.
Cherry menoleh membalas pandangan Aldy. Tampak pandangan Aldy yang lain dari biasanya, namun Cherry tidak ingin berfikir terlalu jauh. Yang ada dibenaknya saat itu hanya ingin tetap berada disamping Aldy walaupun mungkin waktunya tidak tepat.


Tiba-tiba Aldy menyentuh pipi Cherry sekejap.
Aku hanya mencintai seorang wanita, yang aku cintai sejak lama. Tapi aku belum berani mengungkapkannya, mungkin suatu saat aku akan mengungkapkannya. Semoga saat aku sudah yakin untuk mengungkapkannya dia punya perasaan sama dengan apa yang aku rasakan padanya.” Ungkap aldy sambil melepaskan tangannya dari pipi Cherry.
Lagi-lgi Cherry berkata dalam hati.
Aku tak peduli siapa yang kau cintai saat ini, yang aku tahu, saat ini aku nyaman disampingmu, dan mungkin beberapa menit lagi semuanya akan berakhir, kau akan kembali penuh canda seperti hari-hari sebelumnya. Gumam Cherry dalam hati.
Aldy yang menyadari Cherry memandangnya tanpa henti dengan pandangan agak kosong langsung menutup kedua mata Cherry dengan kedua matanya.
“Udah ah ngeliatin aku nya, jadi geer.” Kilahnya sambil tertawa.
“Idih, kamu bisa juga Geer!” Timpal Cherry tertawa geli.

Akhirnya mereka pun meneruskan perjalanan yang tinggal beberapa menit lagi.


Ditempat lain. Disebuah Cafe, tampak dua orang pemuda sedang duduk di kursi yang berada di tengah ruangan Café tersebut. Pemuda yang duduk di sebelah kanan menggunakan tshirt putih dan celana selutut berikut topi berwarna putih senada dengan tshirt yang dia gunakan, sedangkan pemuda yang satunya menggunakan kemeja putih bermotif garis-garis hijau vertical memanjang di setiap sisi kemeja terebut, tampaknya pemuda yang memakai kemeja itu baru saja pulang bekerja.
“Lama-lama gue gak tega za, gue ngerasa jadi penjahat beneran.” Ujar seorang pemuda bertopi yang bukan lain adalah Adryn.
“Ya kalau gak tega, kenapa masih juga lo terusin?”. Timpal temannya sambil menyeruput capucino dari cangkir hitamnya..
Adryn menatap lemon tea nya sambil memutar-mutar sedotannya lalu mengusap-usap wajahnya, tampak kegalauan sedang melanda hatinya.
“Lo bisa bayangin, Loudy mandiri banget. Gue belum bangun tidur aja dia udah bisa beresin semua keperluan dia sendiri. Setiap hari dia lakuin itu semua tanpa minta bantuan siapapun, sampai-sampai nyuci baju di mesin cuci pun dia bisa melakukannya sendiri. Gue sampe heran, didikan apa yang kakaknya kasih sama Loudy sampe anak itu super mandiri. Sedangkan nyokap gue bilang, kalau Kakaknya Loudy itu pemalas dan pembangkang. Berbeda dengan apa yang gue lihat di diri Loudy”. Adryn semakin menumpahkan kegalauannya.
“Kalau Ade angkat lo bisa semandiri itu, agak aneh kalau kakaknya dinilai pemalas dan pembangkang, sementara lo sendiri pernah bilang kalau Loudy sayang banget sama Kakaknya. Kalau dia pembangkang, gak mungkin Loudy masih respect sama Ayahnya sampai detik ini dan memilih bertahan dirumah. Kemungkinan Loudy bisa kabur karena terpengaruh didikan Kakaknya sebenarnya sangat besar kalau penilaian pemalas dan pembangkang itu memang dialamatkan pada Kakaknya, tapi dia lebih memilih nurut sama Ayah lo kan?” Tanya temannya menyelidik.
Adryn menyender pada kursinya dan mengatupkan kedua tangannya.
“Gue rasa ada yang gak beres sama tujuan nyokap gue.” Selidik Adryn.
“Sebaiknya lo cari tahu lagi Dryn, bisa kebayang sama gue…anak sekecil Loudy harus menghadapi tekanan seberat ini. Gue udah punya anak dua Dryn, makanya sebagai seorang Ayah, gue agak mengerti apa yang mungkin Loudy rasakan.” Temannya lagi-lagi mengingatkan.
“Kalau ternyata yang tujuannya salah itu dari pihak lo, sebaiknya hindari dari sejak dini.” Tegas temannya.
“Kalau ternyata tujuan nyokap dan bokap angkat gue yang gak bener. Atau tujuan mereka melakukan ini semua hanya semata-mata akan berdampak buruk nantinya untuk Loudy. Gue angkat tangan. Loudy berhak menjalani masa kanak-kanak dia dengan kasih sayang dari orang yang sayang sama dia.” Jawab Adryn menerawang ke jendela café  dan memandang lembayung senja sambil terus memutar-mutar sedotan lemon tea nya.

Loudy menggeser jendela kamarnya, memanjat ke lubang jendela dan melompat keluar dari kamarnya, tubuhnya direndahkan hingga setinggi tembok pembatas. Menusuri jalan kecil di samping ke rumahnya dan kemudian melompati pagar tanaman rumah Tante Maya.
Diketuknya perlahan kaca pintu belakang rumah Tante Maya, agar tidak ada yang mendengar selain Tante Maya yang letak kamar tidurnya dekat dengan pintu belakang rumahnya. Tante Maya sudah terbiasa dengna ketukan pintu Loudy, karena jika dalam keadaan darurat, atau membutuhkan pertolongan, Loudy selalu melakukan hal yang sama.
“Tok tok tok”
“Tante ini Loudy” Ucap Loudy dari balik pintu sambil menoleh ke kiri dan kanan.
Tak lama kemudian Tante Maya keluar kamarnya dan membukakan pintu dengan baju tidur biru langitnya, sambil menggendong Ashley yang rupanya mulai tertidur di pangkuannya.
“Masuk Loudy, ada apa malam-malam kamu keluar ,nak?” Tanya tante Maya kaget.
Loudy hanya menoleh ke kiri dan kanan dan setengah berlari memasuki ruang tengah.
“Dimana ayahmu Loudy? Adryn dimana? Kok kamu berani keluar larut malam begini?” Tanya Tante Maya sambil merebahkan tubuh Ashley di sofa.
“Kak Adryn keluar, gak tau kemana? Ayah sama Tante Betsy kan lagi keluar kota, gak tau pulangnya kapan?” Jawab Loudy sambil mengangkat kedua tangannya.
“Jadi kamu sendirian di rumah?” Tany Tante Maya kaget.
Loudy hanya menganggukkan kepalanya dua kali.
“Ada apa sayang?Apa yang menyebabkan kamu berani kesini selarut ini?” Tanya Tante Maya sambil pergi ke dapur dan membuatkan Loudy teh hangat.
“Aku butuh modem internet.” Jawab Loudy tertunduk.
 “Untuk apa?”. Tanya Tante Maya heran.
“Aku berhasil menemukan laptopku yang diamankan oleh Kak Cherry, aku hanya ingin online Tante, bosan sendirian dirumah.” Jawabnya lagi sambil cemberut.
Tante Maya duduk disamping Loudy, mengelus-elus rambut Loudy sambil menghela nafas.
“Loudy, Tante minta maaf. Tapi tante memang gak punya modem internet sayang. Jawab Tante Maya dengan menyesal.
“Iya Tante gak apa-apa, nanti aku cari ditempat lain saja, barangkali Kak Cherry menyimpannya di tempat yang sama. Ujar Loudy optimis.
Tante Maya tersenyum melihat Loudy yang tidak pernah patah semangat untuk mencari jalan agar dapat berkomunikasi dengan Kakaknya  walau sedang dalam keadaan terkekang.
AKhirnya Loudy kembali ke rumah sambil mengendap-endap, khawatir Adryn memergokinya keluar rumah larut malam tanpa izin.
Loudy merundukkan badan serendah mungkin hingga dari jendela pun tak terlihat, kembali menelusuri pagar tanaman dan berjalan perlahan sambil menjinjitkan sandalnya agar suaranya teredam oleh tembok.
Namun saat memanjat jendela kamarnya, tiba-tiba….
“Bugh!” Loudy tersentak merasa menabrak sesuatu.

Bersambung