Selasa, 21 Desember 2010

CERBER TEENLIT : CHERRY & LOUDY (BAB I)





CHERRY & LOUDY



Kerlap kerlip lampu hias menjalari atap rumah, dan pohon-pohon rindang di sekitar rumah, beberapa orang tampak sibuk dengan aktivitas masing-masing. Marsha tampak sibuk mengkibas-kibas gaunnya yang dia bilang dibuat oleh designer terkenal, Amanda pun tak kalah sibuknya dia berkeliling mengenalkan diri kepada semua orang yang ada di pesta tersebut tanpa ingin melewatkan satu orang pun.
 
Cherry berdiri dengan gaun hitamnya, segelas blueberry punch ditangannya, tiba-tiba seorang laki-laki keluar dengan kemeja abu-abunya, dia sangat tampan dan berbadan tegap menghampiri Cherry. Tanpa sadar tubuh Cherry pun bergetar karena gugup, tak lama kemudian dia menyapa Cherry…
 
“Sendirian aja Cherr?….”. Tanya nya dengan senyuman yang hampir membuat Cherry pingsan ditempat.
     “Iya”. Jawabnya pendek tanpa memandang matanya.
    “ Mau dansa dengan ku? ”. Ajaknya sambil meraih tangan Cherry.
Mereka pun berdansa mengikuti alunan lagu yang indah……
 
    Tiba-tiba seorang anak pria melempar sebuah kue tart kearah temannya, dan temannya pun melempar kue kearah temannya yang lain, keributan pun terjadi, pria tampan itu menarik tangan Cherry, namun tak sempat Cherry mengikuti langkahnya, tiba-tiba sebuah Plum Cake melayang tepat kearah wajah Cherry dan 
      BUGH!!!!.........
 
     Cherry terbangun dari tidurnya, sebuah bantal empuk mendarat tepat di atas wajahnya, Cherry menyingkap bantal putih itu. Dari balik bantal terlihat seorang anak laki-laki berusia 11 tahun sedang berdiri sambil tersenyum lebar dengan wajah tanpa dosa, dia adalah adik Cherry.

 
 “Bangun kakak, atau  mau aku lempar pakai guling biar tambah melek?!” Tanya Loudy yang berdiri di depan ditempat tidurnya sambil terus nyengir tanpa merasa bersalah. 
 
“ Eugh, Loudyyyy kebiasaaaaaaaaaan!!” teriak Cherry memecahkan keheningan pagi itu. 

 
Loudy pun berlari keluar kamar menghindari lemparan balik dari arah kakaknya.

 
 “Aku mau ngangetin makanan buat kakaaaaaaak!!!!” teriak Loudy sambil lari menuruni anak tangga dan meninggalkan Cherry sendirian di kamar.
    “Aduuuh…kesiangan lagi..keduluan lagi bangunnya sama Loudy!” Keluh Cherry pada diri sendiri.
Cherry pun bergegas mandi. Selesai bersiap-siap ke Kampus Cherry pun turun ke ruang makan. Loudy sudah rapih dengan seragam sekolahnya, ditangannya menggenggam sebuah roti panggang.
 “ Roti itu buat kakak, dengan selai blueberry.” Kata Loudy dengan mulut yang penuh makanan.
Cherry pun menghampiri adik kesayangannya itu, Cherry merangkul bahunya dan Cherry kecup keningnya.
”Maafin kakak ya ganteng, kakak telat bangun lagi.” Kata Cherry seraya mengambil roti yang telah Loudy sediakan untuknya.
    “Hari ini aku ada latihan Drumband kak, kakak jemput aku malam aja sepulang dari toko.” Ujar Loudy menjelaskan.
 “Malam?”Tanya Cherry kaget.
“Iya malam, akhir semester mendatang ada kompetisi drumband antar sekolah, aku salah satunya yang terpilih, Ibu guru bilang hari ini latihan sampai jam 8 malam di sekolah.” Jelasnya lagi sambil mengunyah makanannya.
“Iya sayang, nanti kakak jemput ade jam 8, tapi ingat…kalau sampai jam 8 kakak belum datang, ade ga boleh pulang sendiri.”Tegas Cherry pada Loudy.
“Siaaap!!!”Jawabnya dengan bersikap seperti menghormat bendera.
Loudy pun bangkit dari kursinya….mengambil tas nya dan menarik tangan Cherry.
”Ayo kakak nanti aku kesiangan!.” Keluhnya.
Cherry pun mengikuti langkah Loudy keluar rumah dan pergi mengantarkan Loudy dengan motor matic kesayangannya.  
Sesampainya di depan sekolah, Loudy meminta untuk tidak di turunkan tepat di depan gerbang sekolah.
 “Disini saja kak, pusing aku sama anak-anak cewek kelas 5 yang suka pada manggil-manggil, kesannya aku punya hutang sama mereka.”Ungkapnya Loudy setengah cemberut yang bikin Cherry gemes.
”Hmm…tahu deeeh yang fans nya banyaaak…besok-besok bawa spidol de, tiap yang manggil, kamu kasih tanda tangan, terus kamu bilang sama mereka, 1 kali tanda tangan harganya 5 ribu!” Ujar Cherry sambil mencubit pipinya.
“ Ih males banget!” Jawabnya bergidig.
“Nanti kalau ditarik 5 ribu malah minta cium pipi lagi sama aku, ih ogah!!!” Jawabnya membuat Cherry tertawa.
Akhirnya Loudy pamit, dan masuk ke sekolah melewati pintu samping, Cherry memandangnya sampai dia hilang dari pandangannya. 

 
Loudy, dia adalah adik laki-laki Cherry satu-satunya, harta Cherry yang paling berharga. Usianya masih 11 tahun, 4 bulan lagi dia berulang tahun yang ke 12 tahun. Wajahnya cute, kulitnya putih, mirip sekali dengan almarhum ibunya yang telah tiada, rambut lurusnya sedikit gondrong karena Loudy tidak suka dengan rambut cepak ala tentara. Yang paling Cherry suka adalah bibirnya yang kecil dan dagunya yang agak panjang, bila sedang tersenyum,sangat manis. Loudy memang tampan, sehingga banyak teman-teman di sekolahnya yang menyukai Loudy, walaupun Loudy seringkali merasa agak risih, tapi dia enjoy menjalani hari-harinya yang penuh dengan kegiatan ekskulnya, biarpun sibuk dengan kegiatan di luar sekolah, Cherry sebagai kakaknya tetap mengutamakan nilai sekolahnya. Loudy memang anak pintar, Cherry sayang sekali pada Loudy. Hanya dia yang Cherry miliki saat ini.
Cherry dan Loudy hanya tinggal berdua di rumah bertingkat dua itu, Bunda mereka meninggal karena Kanker Payudara saat Loudy masih duduk di kelas 2 SD dan saat itu Cherry masih duduk di kelas 1 SMA. Sepeninggal Bundanya, mereka di urus oleh Ayahnya, namun hanya berselang 2 tahun, Ayah meninggalkan Cherry dan Loudy untuk  menikah dan tinggal bersama Istri mudanya yang seorang Janda kaya beranak 1, dan tinggal jauh diluar kota.
Sejak Loudy kelas 4 SD, Cherry merawatnya sendiri, Ayah hanya mengirimkan uang bulanan yang jumlahnya tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua, hingga Cherry memutuskan untuk bekerja di sebuah toko roti milik seorang Pemuda yang Cherry kenal saat dia mengadakan promosi di sekolahnya dulu.
Kehidupan mereka memang sederhana, Cherry pun mengajarkan hal itu pada Loudy, apapun yang mereka dapat mereka syukuri, hanya menggunakan uang untuk keperluan penting, dan Loudy pun terpaksa menjadi dewasa sebelum waktunya.
Namun Loudy tumbuh lebih cepat dari yang dugaan Cherry, pola fikirnya jauh lebih dewasa dari anak seusianya, hanya dia teman curhat Cherry selama ini, begitu pun dengan adiknya. Loudy bilang, Cherry bagaikan bunda ke dua baginya. Seringkali Cherry berada dalam posisi yang sulit dengan sikap Loudy bila sedang nakal, atau bila Loudy sedang sakit. Satu-satunya orang yang selalu membantu Cherry melewati semua kesulitan itu adalah Tante Maya. Tante Maya adalah seorang Janda beranak dua, Anaknya yang pertama seusia dengan Cherry yang bernama Darla, entah mengapa Darla tak pernah menyukai Cherry tanpa Cherry tahu alasannya. Anak kedua Tante Maya adalah Ashley, dia kelas 4 SD usianya dua tahun dibawah Loudy, Ashley berbeda dengan Darla, dia sangat dekat dengan Cherry, Ashley juga berteman baik dengan Loudy. Tante Maya sudah Cherry anggap seperti ibunya sendiri, seringkali Cherry merasa menyusahkannya, namun dia tak pernah mengeluh, Cherry sayang sekali kepadanya.
Sedangkan Cherry ….,seorang mahasiswi di salah satu Unversitas Negeri  di kota nya, Cherry masuk dengan beasiswa dari prestasinya di sekolahnya dulu. 


Bersambung..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar