Selasa, 21 Desember 2010

CERBER TEENLIT : CHERRY &LOUDY (BAB VI)



BAB VI 
PERUBAHAN LOUDY





Hari demi hari berlalu. Cherry benar-benar bekerja keras mengumpulkan uang agar dapat membawa Loudy pergi dari rumah dan membawanya ke tempat baru, jauh dari ayah.
Cherry bermaksud pergi ke kampus untuk mengambil cuti dari kuliahnya untuk beberapa saat. Cherry merasa tak sanggup bila harus kuliah sambil bekerja dengan pikiran yang masih selalu kacau dan berencana kembali ke kampus  jika semua masalahnya sudah dapat ia atasi.
Tak terasa satu bulan sejak Cherry bertengkar dengan ayahnya, Cherry selalu mendapat kabar dari Tante Maya. Tante maya mengabarkan bahwa Loudy baik-baik saja, bahkan setiap pagi dan pulang sekolah sudah ada yang menggantikan Cherry untuk mengantar jemput Loudy.
Yang tante Maya maksud tak lain dan tak bukan adalah Adryn, Anak laki-laki  tunggal Tante Betsy yang usianya hanya berbeda dua tahun diatas Cherry. Cherry tidak pernah mengenal dekat sosok Adryn, namun seingat Cherry, Adryn tidak lebih dari seorang anak manja yang selalu dituruti semua keinginannya oleh tante Betsy.
Selama satu bulan terakhir Cherry hanya dapat memandang Loudy dari kejauhan, saat dia turun dari mobil dan memasuki sekolah dan saat dia pulang bila sedang menunggu jemputan Adryn di depan gerbang sekolah. Cherry tidak berani mendekati Loudy, karena takut berdampak buruk pada Loudy, Cherry tak ingin Loudy dimarahi oleh ayah hanya karena dia bertemu Cherry.
 Pernah beberapa kali Loudy bertemu pandang dengan Cherry, saat Loudy menengok kearah dimana Cherry berada, Cherry menyuruhnya bersikap biasa saja seolah-olah Loudy tidak mengetahui keberadan Cherry, dan Loudy pun menurut.
Hanya itu yang dapat Cherry lakukan, ingin rasanya memeluk adik kesayangannya itu, ingin rasanya mendengar suaranya. Namun perjuangan Cherry terbatas, karena Tante Maya bilang, Loudy pernah berkata kalau sampai ayahnya mengetahui Loudy berkomunikasi dengan Cherry, ayahnya tak segan-segan berlaku kasar pada Loudy.
Cherry pun benar-benar mencari waktu yang aman untuk sekedar memandang adiknya dari kejauhan.
Sepulang dari kampus Cherry langsung pergi ke toko. Ditengah perjalanan menuju toko, handphone Cherry berbunyi, Cherry menghentikan motornya dan membaca satu pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Yang berisi :

Kakak, Ini Loudy pakai Hp Devan. Kakak, aku kangen sama kakak, aku pengen ketemu sama kakak, tapi aku gak tahu gimana caranya?. Semoga kakak baik-baik saja disana, Aku pun baik-baik saja disini dan selalu menunggu kakak datang untuk menjemputku. Loudy sayang kakak.

Pesan singkat itu membuat Cherry meneteskan air mata. Saat cherry memutuskan untuk menelepon nomor Devan. Devan merejectnya dan tak lama kemudian mengirim pesan singkat kepada Cherry.

Kak Cherry, ini Devan. Maaf tadi aku tolak teleponnya, Ayah Loudy sudah datang menjemput Loudy. Loudy bilang nanti dia mengabari kak Cherry lagi.


Cherry pun membalas pesan singkat Devan.

Terima kasih Devan, maaf merepotkan 
 
    Setelah mendapatkan kabar dari Loudy, hati Cherry terasa lebih tenang. Akhirnya Cherry memutuskan untuk pergi ke toko walaupun jam kerja nya masih dua jam lagi.
Sesampainya di toko, Cherry bertukar Shift dengan Aurel.
”Rel, aku udah masak tadi buat kamu, rumah juga sudah aku bereskan. Selamat istirahat ya Rel.” Kata Cherry sambil tersenyum dan memberikan kunci rumah kepada Aurel.
Aurel pun tertawa malu.
 “Haha, malu aku, bangun tidur langsung pergi kerja tanpa bantuin kamu beres-beres rumah.” Ungkapnya kepada Cherry.
“Gak apa-apa Rel.” Jawab Cherry sambil membereskan keranjang roti.
Tiba-tiba Axel datang.
 Hari itu axel berpenampilan sangat santai.Dengan tshirt lengan pendek berwarna hijau toska dan celana pendek selutut berwarna coklat muda.
“Darimana kak? Nyantai amat!.” Tanya Cherry setengah tertawa.
Semua yang berada di toko memandang heran, karena tidak biasanya Axel berpenampilan seperti itu, biasanya selalu dengan celana panjang bahan dan kemeja nya
“Hey, kamu ini ngetawain saya?!” Tanya Axel melotot.
 Cherry terdiam.
“Maaf kak.” Jawabnya tertunduk.
 Axel pun tertawa.
“Musim ujan Cherr, cape nyuci celana panjang basah tiap hari.” Jawabnya sambil tertawa.
 “Makanya nikah kaaaak!!!” Teriak Aldy dari ruang Pantry.
“Nikah sama siapa? Mana ada yang mau sama saya?” Jawabnya sambil mengangkat kedua tangannya.
Disaat yang bersamaan, Marsha, Amanda, Sisca dan Aldy langsung mengacungkan tangannya.
” Sama saya aja Kak!”. Ujar mereka serentak.
“ Yang tiga orang sih boleh dipertimbangkan, tapi Aldy udah saya Blacklist!” Ujar Axel diikuti ledakan tawa dari yang lain.
 “Hmm…kok kamu gak menawarkan diri Cherr?!” Tanya Axel dengan wajah sok heran.
“Aku Kak?!” Tanya cherry kaget.
 Axel mengangguk cepat.
 “Iiih nggak ah, abis kakak pelit, gaji aku aja gak naik-naik!” Jawab Cherry sambil berlari seraya menghindari cubitan Axel.
“Iya Kak, saya setuju sama Cherry, kalau Kakak naikkin gaji saya, saya mau deeh nikah sama Kakak.”Kata Aldy dengan wajah genit.
”Saya masih normal Aldy!!!!” Jawab Axel sambil melempar Lap tangan tepat ke wajah Aldy.
Semua pun jadi tertawa melihat tingkah laku atasan dan para karyawannya itu.
Suasana seperti itu yang sering membuat Cherry dapat melupakan sedikit kegalauan dihatinya. Mereka semua, teman-teman kerjanya bagaikan keluarga kedua bagi Cherry, Axel pun sebagai atasan tidak pernah besikap sok mengatur, melainkan memposisikan dirinya sebagai teman. Namun keberadaan Axel tetap dihormati oleh karyawannya.
Beberapa hari kemudian Cherry, seperti biasa Cherry bermaksud menengok Loudy dari kejauhan. Sesampainya disekolah, bertepatan dengan jam pulang anak-anak sekolah.
Cherry melihat Loudy dengan seragam putih merahnnya. Rambutnya tampak lebih gondrong, mungkin karena belum sempat memotong rambut, namun yang paling membuat Cherry agak kaget adalah saat melihat badan Loudy agak lebih kurus, entah apa yang menyebabkan adiknya sampai kehilangan beberapa kilogram berat badannya.
Tak lama sebuah mobil sedan berwana silver berhenti tepat di depan Loudy berdiri, sesaat kemudian mobil itu melaju dan Loudy pun tidak tampak lagi di depan pintu gerbang sekolanya.
Pada saat Cherry beranjak pulang, Cherry melihat sosok gadis kecil yang sangat manis berambut panjang dengan pita merah menghiasi rambutnya keluar dari sekolahnya.  Anak itu menoleh ke kiri dan kanan terlihat seperti sedang menunggu jemputan.
 “Ashley?!”Gumam Cherry senang melihat gadis kecil yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri dan tentu saja selama ini sudah jarang dia temui.
Cherry pun menghampiri Ashley.
“Ashley”. Kata Cherry memanggil.
Ashley pun menoleh.
”Kak Cherry!!!!”Teriaknya Aslhey sambil berlari dan memeluk Cherry.
“Kak Cherry, Ashley kangen, Kak Cherry kemana aja?!” Tanya nya manja.
 Kakak tinggal gak jauh dari sini kok cantik!.” Jawab Cherry sambil merapihkan rambut Ashley.
“Aku tiap hari main sama Kak Loudy di rumah, tapi kalau lagi asyik main, Kak Loudy suka dijemput sama Kak Adryn, kasian kak.”Ujar Ashley mengadu.
 “Kasian kenapa memangnya?”Tanya Cherry.
“Habisnya kalau lagi seru suka disuruh tidur siang, kalau udah disuruh tidur siang pasti gak keluar-keluar rumah lagi dan baru bisa ketemu Kak Loudy di sekolah besoknya.” Jawab Ashley cemberut.
 “Kak Loudy kan sudah kelas 6 sayang, pasti ayahnya mau Kak Loudy lebih rajin belajar.”Kata Cherry menjelaskan.
 “Tapi Kak Loudy suka sambil dimarahin sama ayahnya, apalagi kalau Mamanya yang nyuruh Kak Loudy pulang, pasti kuping kak Loudy di jewer kayak gini.” Kata Ashley lagi sambil menarik telinganya sendiri ke atas.
 Cherry terdiam, namun Cherry tidak membahas hal itu lagi, Cherry mengeluarkan Roti berbentuk kucing yang dia bawa dari toko sebagai bekal makan siang dari Aldy.
”Ini untuk Ashley.” Kata Cherry memberikan roti itu kepada Ashley.
”Wah lucu!” Ungkap Ashley sambil tersenyum manis.
”Kakak boleh titip ini gak buat kak Loudy?”Tanya Cherry sambil mengeluarkan Roti berbentuk spiderman yang cherry buat sendiri.
”Wuaah ini juga lucu, kak Loudy kan emang suka spiderman, nanti aku kasih ke Kak Loudy.”Jawab Ashley sambil memasukkannya ke dalam tas.
”Terima kasih ya kak.”Kata Ashley sambil mencium pipi Cherry.
Cherry pun memeluk Ashley.
Tiba-tiba, seseorang menarik tubuh Ashley.
“Ngapain lo disini? Pake meluk-meluk ade gue segala lagi!.” Bentak Darla yang datang tiba-tiba sambil menarik Ashley.
”Cherry merasa tidak harus bertengkar dengan Darla. Cherry pun mengangkat kedua tangannya.
”Oke, aku pergi!” Ujar Cherry pendek sambil berjalan menjauhi mereka dan pergi dengan motornya.
 Ashley terlihat ketakutan. Saat Cherry berjalan menjauh, Cherry melihat dari kaca spion sebelah kanan. Darla mendorong tubuh mungil Ashley sampai tersungkur ke rumput.
”Dasar anak nakal! Kakak udah bilang jangan pernah kamu dekati Cherry lagi!. Dia bukan orang baik!”Bentak Darla.
 Cherry memperlambat laju motornya, bahkan berhenti saat Darla menunjuk dahi Ashley dengan telunjuknya.
Ashley pun mengeluh kesakitan sambil menangis.
Cherry yang tak tega melihat kejadian itu langsung memutar balik motornya dan menghampiri Darla.
Yang ada dibenak Cherry saat itu adalah membawa pulang Ashley kerumah tante Maya walaupun mungkin caranya salah, namun Cherry terlanjur memutar balik motornya.
Cherry mendorong tubuh Darla yang sedang membungkuk sambil terus menunjuk-nunjuk dahi Ashley hingga Darla terungkur. Kemudian Cherry menggendong Ashley dan mendudukannya di depan jok motornya, tanpa memperdulikan Darla yang kesakitan.
Cherry pun bergegas mengemudikan motornya. Ashley masih terus menangis. Akhirnya Cherry menghentikan motornya dan mencoba menenangkan Ashley.
 “Tenang sayang, Kak Cherry antar Ashley pulang ya.” Kata Cherry seraya mengusap air mata Ashley dengan tissue. Ashley mengangguk dengan mata sembab.
Akhirnya mereka sampai didepan rumah Tante Maya. Tak diduga, saat Cherry menurunkan Ashley dari motor. Mobil Sedan Silver yang tadi menjemput Loudy berhenti beberapa meter tepat didepan motor Cherry.
Cherry menyelidik memandang kedalam mobil dari motornya. Cherry sempat melihat Loudy menyipitkan mata seperti menegaskan pandangannya sambil memandang Cherry.
Tak lama kemudian Adryn keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Loudy, Loudy dan Adryn terlihat seperti menertawakan sesuatu.
Dari jarak sedekat itu, bahkan Cherry pun yakin pasti Loudy menyadari keberadaannya, namun Loudy tidak melirik Cherry sedikitpun hingga Loudy masuk ke dalam rumah, dan Adryn pun malah memberi pandangan jijik kearah Cherry.
Cherry tak bergeming dari tempat dia menurunkan Ashley tadi. Tanpa mampir ke rumah tante Maya, Cherry pun memutuskan untuk segera pamit kepada tante Maya dan pergi secepat mungkin dari depan rumahnya.
Loudy masuk ke rumah tanpa memberikan salam dan berlari menuju kamarnya, lalu Loudy mengunci kamarnya dan menoleh kearah jendela. Loudy mendapati kakaknya sudah tidak berada ditempat tadi ia melihat kakaknya. Loudy berlari ke tempat tidurnya dan membenamkan wajahnya diantara bantal-bantal dan menangis memanggil-manggil Cherry.
Hati Cherry seakan hancur, pikirannya kacau. Cherry tidak menyangka secepat itu adik yang paling dia sayang berubah, seakan-akan sudah tidak menganggap dia ada. Akhirnya Cherry memutuskan untuk langsung pulang ke rumah Aurel dan mengunci diri dikamar.
Saat Aurel bertanya pun Cherry tidak menjawab apa-apa .Cherry hanya terduduk lemas dibalik pintu sambil membayangkan gerak-gerik Loudy saat dia keluar dari mobil tadi.
Cherry menangis sejadi-jadinya sampai Aurel pun mengetuk-ngetuk pintu kamar Cherry karena khawatir.
Namun Cherry tetap tidak membukakan pintu untuk Aurel.


Bersambung .........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar