Selasa, 21 Desember 2010

CERBER TEENLIT : CHERRY & LOUDY (BAB III)




BAB III
PERINGATAN DARI AYAH




    

Sesampainya disekolah Loudy, bertepatan dengan jam pulang anak-anak sekolah tersebut. Cherry pun menunggu di gerbang sekolah depan seperti biasa. Banyak teman-teman Loudy melewati Cherry dan mereka pun menyapa Cherry atau hanya sekedar Say Hello saja. 15 menit kemudian….Loudy tak kunjung datang juga, Cherry terus menunggu dan menunggu, hingga wali kelas  Loudy tampak berjalan mendekat menghampiri Cherry.

”Siang Cherry..”Sapa Ibu Melinda dengan senyum ramahnya.
 “Siang bu..”Jawab Cherry seraya menyalami Ibu Melinda.
“Cherry jemput Loudy? Bukannya tadi ada yang meminta izin kepada saya untuk membawa Loudy dan pulang 2 jam lebih awal?!” Tanya Ibu Melinda heran.
”Apa?! ada yang menjemput Loudy? Siapa bu?!” Tanya cherry kaget.
”Iya, ayahnya yang menjemput Loudy tadi pagi.”Jawab Ibu Melinda tambah heran.
 “Ayah? Ayahnya Loudy yang menjemput?!” Tanya Cherry membelalakkan mata.
 Iya Cherr…!” Jawab Ibu Melinda kebingungan.
”Kalau begitu saya pamit ya bu.” Ujar Cherry bergegas diikuti lambaian tangan Ibu Melinda yang masih tampak kebingungan.
Semakin cepat Cherry mengendarai motornya, hatinya sangat tidak tenang dan sangat mengganggu pikirannya.
 “Ayah?!! Loudy dijemput ayah?! Sejak kapan ayah ada disini?! Lalu apa maksudnya ayah menjemput Loudy saat jam pelajaran?!” Ada apa sebenarnya?!”
Berbagai pertanyaan berkecambuk di benak Cherry.
Akhirnya Cherry pun sampai di rumah, namun dia tak melihat pintu rumah terbuka, bahkan masih terkunci rapat. Kepanikan pun melanda Cherry. Cherry bergegas menuju rumah Tante Maya, Dia mengetuk pintu rumah tante Maya sedikit lebih kencang dari biasanya. Beberapa menit kemudian, Nampak Darla yang membukakan pintu rumah.
“Ada apa?” Tanya Darla sinis.
“Sorry La, ada Loudy gak disini?”Tanya Cherry masih dalam keadaan panik.
 “Gak ada!”Jawab Darla pendek seraya menutup pintu kembali, namun tangan cherry menghalau pintu rumah itu.
 “Please La, mama mu ada di dalam kan? Aku mau bicara sama Tante Maya.”Pinta Cherry memohon.
 “Heh! Makanya punya adik itu dijaga! Jangan keluyuran sampe tengah malem, sampe adik lo sendiri gak keurus!dasar cewek sial!”Jawabnya sewot sambil melotot kearah Cherry.
“La, aku bukan keluyuran, aku kerja dan itu pun untuk Loudy, apa yang aku kerjakan itu halal! Jangan sembarangan kamu bicara!” Jawab Cherry gak kalah sewotnya.
 “ Lagian aku cuma minta waktu untuk bicara sama Tante Maya sebentar aja La, kenapa kamu jadi marah-marahin aku kayak gini, emang aku punya salah apa sama kamu?, aku gak ada urusan apa-apa sama kamu!.” Keluh Cherry.
“Tapi masalahnya gue gak suka sama lo dan gue gak suka lo deket-deket sama nyokap gue, Jelas?”! Kata Darla tambah emosi.
 “Tapi apa alasannya?! Aku gak pernah merugikan kamu dalam hal apapun!” jawab Cherry membela diri.
“Alasannya……….!’ Tak sempat Darla meneruskan kalimatnya, Tante Maya keluar dengan kagetnya dan melerai pertengkaran Darla dan Cherry.
“Stop Darla!Selalu saja membuat masalah!” Keluh tante Maya.
 “Masuk Darla, Bantu Ashley mengerjakan PR nya!”Perintah Tante Maya.
“Tapi Ma…!” Ujar Darla yang kemudian cemberut sambil masuk ke rumah karena Tante Maya memandang tajam tanda tak suka dengan sikap Darla.
Cherry menunduk malu.
 “Maaf Tante, aku gak bermaksud membuat keributan.” Kata Cherry menyesali yang terjadi.
“ Tidak apa-apa Cherr….maafin Darla ya, selalu membuat kamu emosi, seringkali tante ingatkan dia, tapi memang sifatnya seperti itu, jadi agak sulit merubahnya.” Jawab Tante Maya sambil memegang tangan Cherry.
“Tante…!” Cherry meneruskan niatnya.
“Loudy ada disini?!” Tanya Cherry penuh harap.
 Tante Maya tersenyum.
 “Loudy aman Cherr, tadi ayahmu menjemput Loudy ke sekolah saat masih jam pelajaran.” Jawab Tante Maya sambil membimbing Cherry berjalan menuju kursi di teras rumahnya.
 “Mau apa ayah datang menjemput Loudy?!” Tanya Cherry bingung.
 “Ayahmu bilang, itu urusan kalian, tadi ayahmu menjemput Loudy karena dia pikir kamu pun ada di rumah. Tapi ternyata kamu belum pulang kuliah.” Kata Tante Maya panjang lebar.
 “Ayahmu bilang, nanti dia akan datang kembali dalam waktu dekat, karena ada yang harus kalian bicarakan.” Ujar Tante Maya meneruskan kalimatnya.
 Akhirnya Cherry memeluk Tante Maya.
 “Terima kasih ya tante sudah menjaga Loudy, aku sangat khawatir, aku takut ayah membawa Loudy dan memisahkan Loudy dari aku.” Kata Cherry yang tanpa sadar meneteskan air mata dipelukan Tante Maya.
“Tante akan Bantu semampu Tante Cherr.”Jawabnya menenangkan Cherry sambil mengusap air mata Cherry dengan tangannya yang lembut.
Kemudian Loudy  keluar dari dalam rumah, penampilannya tampak kacau, seragam sekolahnya terlihat kusut, Loudy menghampiri Cherry sambil menggosok-gosok matanya, sepertinya  Loudy bangun tidur.
 “Ade bobo di rumah tante Maya?” Tanya Cherry bengong sambil merangkul adiknya.
“ Iya!” Jawab Loudy tertawa.
“Tadi sehabis makan sama Ashley, Loudy kelihatan capek dan lelah, mungkin karena kecapean di sekolah kemarin Cherr.” Ujar Tante Maya mengingatkan.
 “Iya Tante, aku sudah sering bilang sama Loudy untuk mengurangi salah satu kegiatannya, tapi…”.Kalimat Cherry dipotong oleh Loudy.
 “Tapi aku nya gak mau Tante, soalnya mendingan aku sibuk disekolah sambil nunggu Kak Cherry pulang kerja daripada diem di rumah sendirian.” Jawabnya polos sambil cemberut kemudian memeluk kakaknya dengan manja.
 Cherry hanya tersenyum. Tante Maya pun tersenyum sambil mengelu-elus rambut Loudy.
“Pulang yuk kak, aku lapar!” Ajak Loudy sambil tertawa lebar.
”Loh! bukannya Tante Maya barusan bilang tadi ade udah makan sama Ashley?!” Tanya Cherry sambil mengernyitkan dahi.
 “Pengen makan lagi, habis masih lapar, malu kalau makan banyak-banyak di rumah tante Maya, nanti aku gak boleh main lagi ke sini.” Jawab Loudy diikuti tawa dari tante Maya dan Cherry.
Siang itu Cherry memutuskan untuk tidak keluar rumah walaupun dia sedang libur bekerja. Cherry memilih menemani Loudy di rumah.
“Aku heran, kok yang add FB aku kebanyakan tante-tante ya kak? Memangnya wajah aku kayak om-om?! Tanya Loudy yang sedang mengotak-atik Facebook dari laptopnya.
“Kalau menurut kakak sih bukan kayak Om-om, tapi lebih mirip kakek-kakek!”Jawab Cherry sambil tertawa yang saat itu sedang memasak.
 “Yah kakak, orang sekarang kan udah pada pintar kak, biarpun aku anak-anak tapi mereka juga sadar kalau aku itu cakep, makanya mereka add aku.” Ujar Loudy sambil memeluk guling spidermannya.
”Kamu itu ketularan siapa sih? Narsisnya kok kebangetan? Obat narsis itu gak ada loh de, makanya jangan sampe punya penyakit itu!.” Kata Cherry sambil mencubit hidung adiknya dan meletakkan sepiring Fries Potatoes dimeja.
Loudy sangat serius memperhatikan layar laptopnya, tiba-tiba dia berkata.
”Kak, baca deh statusnya Kak Darla!” Pinta Loudy.
 “Apa artinya?” Tanya Loudy lagi.
Di status Facebook Darla tertulis.
“Tetanggaku malang, ortu gak punya, adik tercinta pun gue intimidasi, dasar cewek sial, sebentar lagi juga adik kesayangan lo akan merasa risih punya kakak kaya lo!”.
 Cherry terbelalak, lalu memandang Loudy, Loudy yang heran dengan pandangan kakaknya pun bertanya.
 “ Kok Kakak ngelihatin aku kayak gitu?”. Tanya nya heran.
 Cherry langsung duduk dihadapan Loudy lalu menutup Laptop yang ada dipangkuan Loudy.
“Kakak mau nanya boleh?” Tanya nya sambil memegang dagu Loudy,
Loudy pun mengangguk sambil tetap memandang bingung pada kakaknya.
“Selama ade di rumah tante Maya, Kak Darla bilang apa sama ade?” Tanya nya dengan nada rendah.
“Kak Darla bilang, harusnya aku malu punya kakak kaya kak Cherry, Kak Cherry itu wanita malam, yang kerjanya melacur.” Jawab Loudy polos.
Cherry membelalakkan mata.
 “Kak Darla bilang seperti itu?!” Tanya Cherry kaget.Loudy pun kembli mengangguk
.”Memangnya wanita malam itu apa kak? Terus melacur itu pekerjaan kayak gimana kak?”Tanya nya dengan wajah bingung.
 Cherry langsung memeluk Loudy.
”Dengar ya sayang, Loudy tahu kan pekerjaan kakak apa?!” Tanya Cherry.
 Loudy pun mengangguk.
“Kakak seorang pramuniaga di toko roti-roti yang enaaaaaak banget.” Jawab Loudy dengan tersenyum lebar.
“Kakak mohon, mulai sekarang, hal negative apapun yang Loudy dengar, kalau Loudy tahu kebenarannya tidak seburuk perkataan mereka, jangan terpengaruh ya sayang.” Kata Cherry sambil memegang kedua pipi adiknya.
 “Kakak, aku tahu kok artinya melacur dan aku juga tahu artinya wanita malam, aku cari di kamusnya Ashley tadi.” Jawab Loudy.
 Pernyataan Loudy tadi lagi-lagi membuat Cherry kaget.
”Tapi aku yakin kakak gak sehina itu, aku tahu pekerjaan kakak halal. Justru Kak Darla sendiri yang aku lihat sering keluar malam sama teman pria nya. Kata Loudy meneruskan kalimatnya sambil mengigit kentang goreng yang Cherry buat.
”Mengenai hal itu, biar menjadi urusannya Kak Darla ya sayang, dia mau keluar malam atau dengan siapapun dia pergi, itu bukan urusan kita, oke!” Cherry lagi-lagi menegaskan Loudy.
 Loudy pun mengangguk cepat.
 Loudy memang sudah tumbuh menjadi lebih dewasa pola pikirnya, dia sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, Cherry pun sadar akan hal itu, dan Cherry pun sadar bahwa dia harus mengarahkan Loudy kepada hal-hal yang jauh lebih positive dalam segala hal untuk kebaikan Loudy nantinya.. 


Bersambung ...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar